Pada kurikulum 2013 tidak hanya meliputi pengalaman yang direncanakan, tetapi juga pengalaman yang tidak direncanakan. yang disebut dengan istilah: ”hidden curriculum” atau kurikulum tersembunyi. Pembelajaran saintifik kurikulum 2013 bertujuan untuk pencapaian pada proses belajar maksimal.
Kurikulum tidak hanya meliputi dokumen tertulis/dokumen kurikulum (rumusan visi-misi, capaian pembelajaran, daftar mata kuliah, struktur kurikulum, dll), melainkan juga dokumen yang tidak tertulis (proses pembelajaran, proses evaluasi, suasana akademik, budaya ilmiah, komitmen, dedikasi, dll)
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip Pembelajaran Saintifik K 13:
1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban yang memiliki kebenaran multi dimensi;
7. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
8. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
9. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
10. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
11. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan suasana belajar menyenangkan dan menantang.
1. Saintifik dalam Pembelajaran
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan sebagai berikut.
- Mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin/perlu diketahui)
- Menanya
- Mencoba/Mengumpulkan informasi dengan berbagai teknik
- Menalar/Mengasosiasi
- Menyaji/Mengomunikasikan jawaban/kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.
- Memperoleh/Mengkonstruksi
1 Mengamati
2 Menanya
3 Mencoba Mengumpulkan Informasi
4 Menalar
5 Mengomunikasikan
6 Mencipta
7 Mengaplikasikan Pengetahuan
- Mengamati
SISWA mengamati fenomena dengan Indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui agar dapat melakukan tindakan tertentu).
- Menanya
SISWA merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak diketahui dari fenomena yang diamati.
- Mencoba/Mengumpulkan Informasi
SISWA melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber untuk mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan pertanyaan.
- Menalar/Mengasosiasi
SISWA mengolah informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan.
- Menyaji/Mengomunikasikan
SISWA menyampaikan jawaban/kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
- Dapat dilanjutkan dengan Mencipta
SISWA menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang ‘dikonstruksi’ atau diperoleh. Jika ini sudah terpenuhi, maka proses pembelajaran saintifik kurikulum 2013 berada pada pencapaian yang sangat baik.
2. Peran Guru,
- Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.
- Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.
- Memberi umpan balik.
- Memberikan penjelasan.
- Guru tidak sekedar membiarkan peserta didik memperoleh/membentuk pengetahuan sendiri
- Guru memberi setiap bantuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
Tahap Mengamati
Membantu peserta didik menemukan/mendaftar/ menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
- Tahap Menanya
Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
memfasilitasi peserta didik agar pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan sejalan dengan indikator pencapaian kompetensi
- Tahap Mencoba/Mengumpulkan informasi
- Membantu peserta didik merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
- Guru menyediakan atau menginformasikan sumber data
- Tahap Menalar/Mengasosiasi
- Mengolah/membantu peserta didik mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan
- Guru melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan yang telah dikonstruk oleh siswa.
- Tahap Menyaji/Mengkomunikasikan
Guru sebagai manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas.
- Tahap Mencipta
Memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan, memberi dorongan, memberi penghargaan, sebagai anggota yang terlibat langsung.
Catatan:
- Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, langkah-langkah dalam pendekatan saintifik tidak harus lengkap dalam satu pertemuan.
- Langkah-langkah tertentu dalam pendekatan saintifik dapat berulang.
- Langkah mencipta harus disesuaikan dengan tuntutan KD (tidak semua diajarkan sampai pada tahap mencipta).
- Kegiatan pembelajaran dalam tahap mencipta sebaiknya dilakukan melewati tahapan kegiatan terbimbing, semi terbimbing, dan mandiri
Seorang Ahli Mengemukakan
“Pembelajaran Saintifik kurikulum 2013 menumbuhkan kreativitas dan kecerdasan” (Dyers, J.H.et al-2011)
- 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
- Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
- Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
1 Observing [mengamat]
2 Questioning [menanya]
3 Experimenting [mencoba]
4 Associating [menalar]
5 Networking [Membentuk jejaring]
“Pembelajaran Saintifik Menumbuhkan Kreativitas” Sharp, C. 2004.
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
- Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
- Menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
- Memberanikan peserta didik untuk:
- Mencoba,
- Menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi,
- Memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian,
- memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif
“keingintahuan merupakan karakteristik ilmuwan”
Sahabat : “Bagaimana keinginan Tuan terhadap ilmu?”
Imam Syafi’i : “Saya seperti mendengar kata-kata yang
Tidak pernah saya dengar. Bahkan saya
ingin memiliki banyak pendengaran agar
dapat menikmati sebagaimana yang
dinikmati oleh kedua telinga saya
Sahabat : “Bagaimana sikap Tuan dalam mencari ilmu?”
ImamSyafi’i : “Seperti seorang ibu yang kebingungan
mencari anak semata wayangnya yang hilang”.
Dalam pendekatan saintifik proses pembelajaran adalah melalui
- Mengamati;
- Menanya;
- Mengumpulkan informasi/eksperimen;( menyajikan data atau informasi)
- Mengasosiasikan/mengolah informasi;( menganalisis, menalar)
- (menyimpulkan, dan mencipta (kurinasih, 2014:30).
Untuk mata pelajaran tertentu, ini tidak selalu dapat diaplikasikan secara optimal. Tentu saja proses pembelajaran tetap menerapkan nilai-nilai ilmiah dan menghindari nilai-nilai nonilmiah.
Pendekatan saintifik disajikan sebagai berikut.
1. Mengamati (Observasi)
Metode ini sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa. Melalui observasi peserta didik menemukan fakta antara obyek yang dianalisis dengan materi yang digunakan guru.
Adapun langkah-langkah mengamati (observasi) adalah sebagai berikut.
1. Menentukan obyek yang akan diamati
2. Membuat pedoman pengamatan/observasi sesuai dengan obyek
3. Menentukan secara jelas data apa yang perlu diamati, baik yang primer maupun yang sekunder.
4. Menentukan tempat objek yang akan diamati
5. Melakukan pencatatan dari hasil pengamatan, dengan menggunakan buku catatan, perekam video, kamera, dan alat tulis lainnya.
6. Menjelaskan bagaimana pengamatan akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan dengan baik dan benar.
2. Menanya
Bagi guru yang inspiratif pasti mampu menginspirasi peserta didiknya untuk meningkatkan dan mengembangkan pada ranah sikap, keterampilan , dan pengetahuannya.
Istilah “pertanyaan” tidak harus dalam kalimat tanya, dapat juga pernyataan.
pada kegiatan menanya memiliki fungsi sebagai berikut.
- Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, perhatian peserta diidk pada tema pembelajaran.
- Mendorong dan mengisnpirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan baik untuk siswa maupun untuk dirinya.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya atas pembelajaran yang diberikan.
- Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik dan langsung menyampaikan rancangan solusinya.
- Membangkitkan kecakapan/keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, memberikan jawaban logis, dan menggunakan bahasa yang baik, dan benar.
- Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau ide gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial hidup berkelompok.
- Memotivasi peserta didik berpikir spontan dan cepat, dalam merespon persoalan yang muncul secara tiba-tiba.
- Menumbuh kembangkan peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, pola berpikir, dan mengambil kesimpulan.
3. Mengumpulkan Informasi
Untuk kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari menanya. Kegiatan mengumpulkan informasi oleh peserta didik dapat membaca lebih banyak, memperhatikan objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan percobaan.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam mengumpulkan informasi adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, dan kemampuan berkomunikasi.
4. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar
Dalam kegiatan mengasosiasi pada pembelajaran, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil eksperimen maupun hasil kegiatan mengamati informasi. Untuk proses kegiatan mengolah informasi / menalar, dapat dilakukan dengan menganalisa pada obyek yang berbasis pada pengembangan kedisiplinan yang tinggi dan kritis.
Tujuannya,
Untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, disiplin, teliti, kerja keras, taat aturan, mampu menerapkan prosedur.
5. Mengkomunikasikan
Untuk pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan materi yang telah pelajari oleh peserta didik.
Kegiatannya melalui menulis atau menceritakan temuan dalam mencari informasi, penalaran, dan menemukan pola. Adapun kompetensi yang dicapai dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, sikap jujur, toleransi, teliti, mengajukan pendapat dengan singkat dan jelas.
Salam dewanguru.com
1 komentar