Selain karena pentingnya sosok guru dalam mempertahankan seni budaya bangsa, yang menjadi salah satu penyebab adalah anak muda Indonesia tak begitu peduli terhadap budaya tradisional.
Sebagai bangsa yang besar, memiliki berbagai kekayaan. Alam yang begitu indah, memiliki macam-macam seni dan budaya. Semuanya akan kurang berarti jika anak-anak bangsa ini kurang mencintai budaya bangsa sendiri.
Berbicara tentang budaya, berarti kita akan mengupas berbagai hal. Dari penampilan, fisik, bahasa, karakter, makanan, hingga pakaian. Kekayaan pengetahuan anakpun akan bertambah jika orang tua atau guru mengenalkan dengan bahasa yang mudah.
Secara perlahan namun pasti, kemajuan pengetahuan ini mampu mengalihkan kesadaran masyarakat dari mencintai seni budaya tradisional. Bukankah kesenian tradisional bagian dari kebudayaan sebagai cirikhas sebuah bangsa dan harus dijaga kelestariannya?
Mempertahankan seni budaya melalui pengaruh gaya hidup
Santernya informasi manca negara yang masuk ke negeri kita telah membawa dan mempengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat. Sehingga kelunturan rasa cinta maupun pemahaman terhadap budaya tradisional sangat terasa terutama di kalangan generasi muda.
Padahal diakui atau tidak, budaya barat memiliki norma etika yang tidak seluruhnya sesuai dengan bangsa kita Indonesia.
Seorang budayawan bernama Jose Rizal Manua mengungkapkan: Budaya asing, khususnya dari barat, telah berhasil mempengaruhi generasi Indonesia. Terlihat dari ruang privasi mereka yang banyak dihinggapi budaya asing.
Budaya asing tersebut akhirnya mampu mengasingkan budaya tradisional dari jiwa para generasi.
Untuk meminimalisasikan perkembangan budaya asing, pendidikan seni dan budaya saat ini wajib diberikan kepada semua generasi. Yang jadi permasalahan adalah pentingnya sosok guru dalam mempertahankan seni budaya bangsa ini.
Karena pada hakikatnya manusia adalah mencerna dan mengingat apa untuk pertama kali sering mereka kerjakan. Layaknya balita belajar berdiri dan berbicara, generasipun mulai mengembangkan diri dari apa yang dia kenal dari awal.
Untuk itu, perkenalkan pada generasi agar mengembangkan seni dan budaya negaranya sendiri. Dengan pembekalan pengembangan diri sejak dini, diharapkan penerus bangsa ini mampu membentengi diri guna menghidupkan seni dan budaya tradisional.
Jose Rizal Manua berkata,”Kita memiliki sejarah yang kuat dalam hal tradisi (gaya hidup), seni dan budaya yang harus dijaga,”.
Salah satu cara untuk menumbuhkan seni budaya pada jiwa generasi bangsa adalah memperbanyak pembelajaran secara langsung (praktek).
Mempertahankan seni budaya melalui kurikulum sekolah
Seniman teater (Jose Rizal Manua) menilai, kurikulum yang ditetapkan pemerintah dalam mempertahankan nilai seni budaya tradisional masih minim.
Lebih cenderung teori ketimbang praktik, sehingga belum mampu mencapai hasil yang maksimal. Selain dari kurikulum pendidikan, peran orang tua kurang memberikan pengetahuan seni budaya kepada anak.
Sedikit sekali ditemukan orang tua yang menginginkan anaknya menjadi seorang penari, dalang, dan ahli seni lainnya.
Tutur Susilo,”karena warga sendiri tidak mewariskan seni budaya dengan berbagai kegiatan, maka wajar kalau seni budaya kita akan habis,”.
Ketua Yayasan Anak Akar Indonesia Susilo Adinegoro, juga menjelaskan peran kurikulum yang telah ditetapkan pada pendidikan sangat mempengaruhi terhadap menurunnya motivasi seni budaya tradisional anak didik.
Baca juga: Cara Memotivasi Minat Membaca Pada Anak
Pendidikan lebih menekankan prestasi dalam bidang akademik. Sedikit sekali kegiatan yang diadakan untuk menilai prestasi seni dan budaya dipendidikan sekolah.
Bahkan yang lebih memprihatinkan, sedikit sekali pendidikan formal yang menghidupkan seni dan budaya daerah. Ini adalah dampak dari minimnya sosok guru yang bisa mempertahankan seni dan budaya kita.
Hanya orang tua siswa yang memiliki latar belakang seni untuk menyekolahkan anaknya di sanggar-sanggar kesenian tradisional.
Doni Koesoema Peneliti dan konsultan pendidikan indonesia berpendapat,”sistem kurikulum yang berkaitan dengan seni budaya tradisioanal seharusnya segera direvisi.
Di SD misalnya, dalam pelajaran kesenian, siswa hanya diajarkan untuk melukis dan membuat prakarya saja. Sedangkan untuk ekstrakurikuler, para siswa kurang mempraktikkan budaya daerah masing-masing.
Untuk menumbuhkembangkan motivasi dan minat siswa dalam seni budaya, sebaiknya sekolah di setiap daerah memberikan mata pelajaran kekhasan budaya di daerahnya.
Daerah jawa misalnya, anak didik diajari memainkan wayang dan menjadi dalang. Di DKI Jakarta di kembangkan budaya betawi, dan yang lainnya.
Diharapkan anak didik semakin mengenal budaya tradisional walaupun masih pada daerah sendiri.
Manfaat Mempertahankan seni budaya pada anak didik
Khusus untuk guru seni, seharusnya diberikan peluang untuk memberikan pengajaran seni budaya tradisional. Karena hal ini banyak sekali manfaatnya.
Diantaranya:
- Lebih percaya diri Secara kejiwaan, anak-anak didik yang mengenal dengan keragaman seni dan budaya akan lebih percaya diri. Dengan mengenal dan mampu memerankan dirinya sebagai seorang seni, maka akan tertanam jiwa pelestarian budaya bangsa
- Menambah wawasan anak didik semakin bertambah luas.
Meskipun harus melakukan koordinasi dengan pihak dinas pendidikan setempat, sebaiknya guru seni juga mengajarkan berbagai kesenian daerah, bukan hanya mengikuti pada program kurikulum pemerintah pusat dan daerah.
Efek media massa
Memang, pendidikan di Indonesia saat ini belum mampu memotivasi para generasi bangsa bangga dengan seni budaya daerah sendiri. Semua itu terjadi karena efek perkembangan teknologi, khususnya media elektronik.
Media elektronik inilah yang menjadi faktor utama penunjang bagi pelajar kehilangan motivasi untuk belajar lebih mengenai seni dan budaya.
Berbagai stasiun televisi baik nasional maupun yang lokal, lebih banyak memicu acara hiburan budaya asing. Hingga program anak kecil banyak yang tidak menyentuh nilai seni dan budaya tradisional. Maka wajar bila akhirnya perkembangan pola pikir anak saat ini lebih mengacu kepada budaya asing.
Baca juga : Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013
Hiru Muhammad, selain itu, sarana lahan untuk bermain anak juga semakin minim sehingga menjadi faktor bagi anak kesulitan mengenal seni dan budaya sendiri.
Dengan begitu, minimnya sosok guru mempertahankan budaya membuat pemahaman anak didik terhadap seni dan budaya tradisional menjadi berkurang.
Manfaat Seni Budaya pada anak didik
Yanti berpendapat, banyak sekali manfaat yang bisa diambil oleh anak jika sejak usia dini sudah dikenalkan dengan beragam kultur.
2. Memperluas wawasan
Anak tidak hanya mengenal diri dan kulturnya sendiri, tapi juga kultur orang lain. Dengan begitu Ia juga bisa mengenal dari mana orang-orang dengan ciri-ciri tertentu berasal. Apakah ciri itu berupa pakaian khas atau bahasa. Bahkan, lebih baik lagi jika anak tertarik mempelajari budaya dan bahasa mereka.
“Usia prasekolah merupakan usia yang sangat baik untuk mempelajari sesuatu, seperti menirukan perilaku termasuk bahasa.
Dari usia inila kita perkenalkan sikap gaya hidup yang mencerminkan budaya bangsa kita sendiri. Daya rekam mereka sangatlah kuat,” ungkap Yanti, “Mereka juga biasanya memiliki keinginan untuk belajar lebih jauh demi menguasai perilaku dan bahasa tersebut.”
3. Menghargai perbedaan
Dengan mengenal keragaman budaya, anak tidak akan alergi terhadap perbedaan. Ia tetap bisa bergaul dan bermain bersama anak lain yang berbeda darinya. Mereka beda, tapi tak perlu dibeda-bedakan. Sikap ini akan terus menetap hingga anak tumbuh dewasa kelak
4. Lebih mudah bersosialisasiAnak yang dikenalkan dengan ragam perbedaan akan lebih mudah berdaptasi dan bersosialisasi, di mana pun dia berada. Ia akan lebih mudah bergaul dengan teman-temannya, meski terdapat beberapa perbedaan di antara mereka.